Isu lingkungan makin menguat, salah satunya mengenai perubahan iklim (climate change) yang dapat disebabkan oleh sektor konstruksi. Terutama dalam hal penebangan pohon secara liar. Mengutip dari laman babelprov.go.id, penebangan hutan menghasilkan emisi gas
Penggunaan baja ringan untuk berbagai kebutuhan bangunan bisa dibilang cukup masif di Indonesia. Terlebih material ini dikenal memiliki beragam keunggulan, seperti kokoh, mudah dan cepat dalam pemasangan, tidak merambatkan api, hingga disebut-sebut tahan
Dunia sedang menghadapi krisis iklim. Dampak perubahan iklim ini pun sudah dirasakan di seluruh dunia, baik dalam bentuk perubahan cuaca yang lebih ekstrem, kenaikan permukaan air laut, maupun perubahan kehidupan tumbuhan dan hewan. Jika permasalahan tersebut diabaikan, imbasnya
Seiring dengan perkembangan di sektor konstruksi, berbagai material inovatif tercipta. Termasuk material untuk pembangunan atap yang memiliki durability baik sekaligus efisien terhadap waktu dan biaya. ZINIUM® DIVERSO dan baja ringan konvensional adalah contoh
Baja ringan merupakan material serbaguna yang dapat digunakan untuk berbagai macam aplikasi. Tetapi, tidak semua baja ringan diciptakan sama dan kualitas pun dapat bervariasi. Beberapa orang percaya bahwa kualitas baja ringan dapat diketahui
PT Sunrise Steel, produsen Baja Lapis Aluminium Seng (BjLAS) berkualitas merek ZINIUM® berpartisipasi dalam Semester Meeting “Growing Together” yang dibuka pada 10 Juli 2023 di Ayola Sunrise Mojokerto, oleh Henry Setiawan selaku Presiden Direktur PT
Berbagai merek baja ringan menjamur di pasaran, seiring dengan meningkatnya penggunaan material ini untuk kebutuhan konstruksi bangunan. Itulah kenapa, pengguna harus lebih selektif dalam memilih produk, terutama yang mutu dan kualitasnya telah terjamin,
Masifnya penggunaan baja ringan di tengah masyarakat, membuat PT Sunrise Steel tergugah untuk terus berinovasi guna memenuhi kebutuhan customer. Setelah menciptakan produk dengan massa lapisan AZ 70, AZ 100, AZ 150, dan AZ 200, lalu diciptakanlah seri
Pekerjaan atap seperti ‘naik genteng’ termasuk ke dalam profesi di dunia konstruksi yang cukup berisiko menimbulkan kecelakaan kerja. Seperti dilansir dari laman Universitas Islam Indonesia, pekerjaan atap memiliki persentase kecelakaan sampai 16,1%. Hal ini
Tanpa disadari, ada berbagai mitos tentang baja ringan yang mulai tersebar di tengah masyarakat. Alhasil, hal ini menimbulkan spekulasi tersendiri bahkan bisa memperburuk citra baja ringan. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui bahwa
