Ilustrasi apakah baja ringan cocok untuk wilayah curah hujan tinggi

Baja Ringan Cocok untuk Wilayah dengan Curah Hujan Tinggi?

Penggunaan baja ringan untuk berbagai kebutuhan bangunan bisa dibilang cukup masif di Indonesia. Terlebih material ini dikenal memiliki beragam keunggulan, seperti kokoh, mudah dan cepat dalam pemasangan, tidak merambatkan api, hingga disebut-sebut tahan terhadap cuaca ekstrem.

Kendati demikian, keunggulan tersebut tidak menghilangan rasa penasaran pengguna mengenai apakah baja ringan cocok untuk wilayah dengan curah hujan tinggi seperti di sejumlah wilayah di Indonesia? Hal ini mengingat baja ringan masih bisa berkarat.

Kenapa Baja Ringan Berkarat?

Ilustrasi Atap Berkarat

Ilustrasi Atap Berkarat (dok. Pixabay.com @boatguy)

Selama ini, baja ringan memang dikenal sebagai material yang tahan karat karena memiliki lapisan (coating) Aluminium, Zinc, dan unsur lainnya.

Namun, bukan berarti baja baja ringan tidak bisa berkarat, terutama saat coating rusak karena faktor seperti berikut.

  • Tergores alat kerja yang membuat coating terkelupas;
  • Terkena air adonan semen, sehingga timbul reaksi kimia yang menyebabkan karat;
  • Permukaan baja ringan terkena larutan asam yang biasanya ada di dalam cairan pembersih keramik maupun lantai;
  • Air yang menggenang di permukaan atap baja ringan dalam waktu cukup lama.

Curah Hujan Tinggi Bisa Sebabkan Karat pada Baja Ringan?

Pada dasarnya, air yang mengenai bahan logam seperti baja ringan, maka air tersebut akan tercampur dengan karbon di udara, kemudian membentuk asam karbonat. Selanjutnya, asam yang terbentuk akan membuat zat besi pada logam menjadi larut.

Sementara itu, sebagian air akan mulai terurai menjadi dua komponen berbeda, yaitu hidrogen dan oksigen.

Dikutip dari pusmendik.kemendikbud.go.id, hidrogen dan oksigen yang tercampur dengan atom pada besi inilah yang membentuk senyawa kimia baru yang membentuk oksida besi atau karat.

Ketika intensitas turunnya hujan di suatu wilayah cukup lama dan sering, potensi air menggenang pada permukaan atap lebih tinggi. Seperti dijelaskan sebelumnya, air yang menggenang pada permukaan baja ringan dalam waktu lama akan berisiko merusak coating, yang pada akhirnya memunculkan karat.

Namun, kekhawatiran akan timbulnya karat pada baja ringan dapat diminimalisir dengan cara sebagai berikut.

Baca juga: Cara Mengukur Ketebalan Baja Ringan Pakai Jangka Sorong? Mitos atau Fakta?

Tips Cegah Karat pada Baja Ringan untuk Wilayah Curah Hujan Tinggi

Sesuai dengan uraian sebelumnya, karat dapat dicegah asalkan air tidak menggenang di permukaan baja ringan dalam waktu yang lama.

Hal tersebut berarti sudut kemiringan atap yang tepat harus diperhatikan. Dimana biasanya sudut kemiringan atap bangunan di Indonesia antara 15 hingga 25 derajat.

Dengan menerapkan sudut kemiringan yang tepat, air hujan akan mudah mengalir ke bawah dan tidak akan ada genangan.

Selain sudut kemiringan, penggunaan material yang mutu dan kualitasnya terjamin pun perlu dipertimbangkan. Seperti atap baja ringan dengan bahan baku ZINIUM®, produk inovatif PT Sunrise Steel yang telah ber-SNI. Semakin berat massa lapis AZ yang digunakan, maka usia atap baja ringan akan lebih lama.

Bahkan dengan penggunaan ZINIUM® DIVERSO yang memiliki massa lapisan atas lebih berat daripada massa lapisan bawah, menjadikan perlindungan yang diperoleh akan lebih maksimal dan biaya lebih ekonomis.

Dalam hal ini,  ZINIUM® DIVERSO hadir dalam dua seri, di antaranya:

  • ZINIUM® DIVERSO SAPPHIRE memiliki performa lebih baik/ setara dengan ZINIUM® ALNATT (AZ 200), dengan lapisan atas 100 gr/m2(setara dengan AZ200) dan lapisan bawah 60 gr/m2  (Setara dengan AZ150)
  • ZINIUM® DIVERSO EMERALD performanya lebih baik/ setara dengan ZINIUM® SAPPHIRE (AZ 150) dengan lapisan atas 70 gr/m2(setara dengan AZ150) dan lapisan bawah 40 gr/m2  (setara dengan AZ100).
https://sunrise-steel.com

Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*
*

error: Content is protected !!
WeCreativez WhatsApp Support
Customer Services