Resin pada Baja Ringan Bukan Sekadar Pelindung?
Resin yang merupakan bahan alami berupa cairan dari getah pohon yang kental dan dapat mengeras ini banyak dimanfaatkan dalam beragam industri. Salah satunya pada baja ringan.
Resin pada baja ringan tampak transparan dan terletak pada permukaan paling luar (atas dan bawah) setelah lapisan Aluminium-Zinc (AZ), yang dapat diilustrasikan pada gambar berikut.
Jika AZ berfungsi sebagai lapisan (coating) yang melindungi baja ringan dari korosi, lantas bagaimana dengan resin?
Resin pada Baja Ringan
Dikutip dari sheffieldmetals.com, resin adalah bahan yang melindungi dan mempertahankan warna serta menambah daya tahan. Resin pun mengikat sistem cat ke substrat logam.
Bahkan, resin pada baja ringan juga dapat mencegah risiko terjadinya korosi, terutama risiko korosi yang terjadi ketika penyimpanan. Seperti resin yang melapisi Baja Lapis Aluminium Seng (BjLAS) ZINIUM®, yaitu Acrylic Polymer Anti Finger Print.
Sesuai dengan namanya, Acrylic Polymer Anti Finger Print merupakan resin berbahan polimer dari akrilat dan asam akrilik dengan anti fingerprint atau anti sidik jari.
Dalam hal ini, keberadaan resin anti fingerprint akan menguntungkan, karena dapat melindungi baja ringan dari karat dan korosi.
Baca juga: Perbedaan G300 dan G550 pada Baja Ringan
Sidik Jari Penyebab Korosi?
Mengutip dari laman amorvci.com, secara teknis karat atau korosi merupakan mekanisme alami yang memerlukan konduktor atau larutan penghantar dengan kandungan elektrolit. Elektrolit adalah zat yang menghasilkan larutan penghantar listrik saat dilarutkan dalam pelarut polar seperti air. Adapun sumber utama elektrolit yang mengendap di permukaan komponen yaitu ‘tangan’ manusia.
Seorang ahli kimia menyebut bahwa sidik jari dan keringat menjadi salah satu penyumbang terbesar karat dan korosi saat penanganan bahan logam. Prosesnya sendiri dimulai dari mineral yang ditemukan dalam keringat, seperti Natrium, Kalium, Kalsium, dan Magnesium, dipindahkan ke logam melalui sidik jari seseorang. Kemudian mineral serta bahan kimia asam lain yang juga ditemukan dalam keringat, bersinggungan dengan kelembapan atmosfer maupun air yang ada pada keringat itu sendiri untuk memulai proses korosi.
Saat kondisi panas dan lembab, seseorang akan lebih banyak berkeringat. Normalnya, seseorang akan berkeringat 6 liter per hari dan menghasilkan 3-5 gram elektrolit per hari. Tetapi di lingkungan yang panas, keringat akan lebih banyak dan menghasilkan rata-rata 15-30 gram elektrolit. Bahkan bukan hanya peningkatan jumlah keringat, komposisi keringat juga berubah dan mengandung larutan urea, asam laktat, serta elektrolit lain.
Kombinasi racun garam dan keasaman tersebut, yang ditransfer melalui sidik jari, muncul dalam bentuk karat/korosi pada permukaan logam.
Inilah pentingnya keberadaan resin anti fingerprint seperti yang melapisi ZINIUM®. Terlebih, berdasarkan studi Hong et al. (2006), pelapis anti sidik jari (fingerprint coatings) pada material seperti galvalum (atau baja ringan) bertujuan untuk memberikan perlindungan terhadap karat putih sekaligus meningkatkan pelumasan selama proses pembentukan lembaran.***
Daftar Pustaka
Are Your Metal Parts the Victim of Human Contamination? The Best Solution, Hands Down, Is “Hands Off!”. Dikutip pada 21 September 2024 dari https://www.armorvci.com/news/are-your-metal-parts-the-victim-of-human-contamination-the-best-solution-hands-down-is-hands-off/.
Hong, Z.-Z dkk. (2006). A Study on the Anti-Fingerprint Coated Galvalume Steel Sheet. SEAISI Quarterly (South East Asia Iron and Steel Institute), 35(1):21-26. Diakses pada 21 September 2024 dari laman researchgate.net.